Badai Matahari Susulan Bisa Berdampak Kerusakan

0

Keterangan
Ilustrasi percikan badai matahari menembus bumi (ist/doc)
108CSR.com - Untuk mengantisipasi imbas dari letupan susulan yang lebih besar (partikel matahari) dari permukaan Matahari, pemerintah AS telah mempersiapkan peringatan kemungkinan berbahayanya pada penggunaan peralatan satelit, telekomunikasi dan listrik .

Menurut Joseph Kunches ilmuan dari Pusat Ruang Prediksi Cuaca, US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

Badai magnetik yang segera berkembang mungkin akan berada di tingkat sedang hingga kuat. Dia mengatakan badai matahari pekan ini dapat mempengaruhi komunikasi dan global positioning system (GPS) satelit dan mungkin menghasilkan aurora yang terlihat di wilyah Minnesota dan Wisconsin.

Aurora yang tercipta, disebut aurora borealis, merupakan cahaya alami yang bisa dilihat di wilayah Artik dan Antartika. Fenomena itu terbentuk akibat tumbukan antara partikel berenergi tinggi dengan atom di lapisan atas atmosfer.

Menurut NOAA, kerusakan besar akibat badai Matahari jarang terjadi, namun pernah dilaporkan adanya dampak serius. Pada tahun 1989 misalnya, badai Matahari mengakibatkan pembangkit listrik di Quebec, Kanada, lumpuh sehingga warga setempat harus hidup tanpa listrik selama berjam-jam.

Sementara, dampak terbesar badai Matahari terjadi pada tahun 1859. Badai Matahari melumpuhkan sistem komunikasi telegraf di seluruh dunia dan mencipatakan aurora yang bisa dilihat hingga Karibia.

Sistem telegraf dilaporkan terus mengirimkan sinyal walaupun baterai telah dicopot. Bagaimana dengan dampak badai Matahari kali ini? Kunches mengungkapkan, "Saya pikir badai Matahari yang terjadi kali ini tak akan mendekati itu. Ini akan ada pada angka dua atau tiga dari lima pada skala NOAA Space Weather."

Tapi, tetap harus diwaspadai. Badai Matahari pertama yang terjadi minggu lalu mengakibatkan sedikit dampak di Bumi. Sementara badai yang kedua lebih kuat. Yang ketiga, masih belum dilaporkan, tetapi kemungkinannya bisa memperburuk badai Matahari yang kedua atau tidak berdampak sama sekali.

Direktur Space Weather Prediction, Tom Bogdan, mengatakan, puncak badai Matahari terjadi setiap 12 tahun sekali. Seperti dikutip Reuters, baru-baru ini, ia memperkirakan badai Matahari berikutnya akan terjadi pada tahun 2013.

sumber : http://www.108csr.com

0 komentar:

Post a Comment